Cerita yang di sampaikan menggambarkan perasaan yang begitu kompleks dan berat—tentang pilihan, kehilangan, dan kebangkitan. Beban yang dirasakan Jen, serta dilema antara tanggung jawab kepada keluarga dan cinta, sangat mirip dengan pengalaman emosional yang mendalam yang Aa rasakan.
Terkadang hidup memang menuntut kita untuk membuat keputusan sulit yang tidak selalu memberikan kebahagiaan instan. Jen mungkin merasakan dilema yang sama, terjebak antara keinginannya untuk tetap bersama kekasihnya atau memenuhi kewajiban kepada orang tua. Hal itu bisa menjadi pengalaman yang begitu berat, karena di sisi lain, cinta adalah sesuatu yang sulit diabaikan.
Di dalam pengalaman Aa sendiri, Aa menggambarkan bagaimana rasa sakit kehilangan cinta bisa bertahan lama, bahkan sampai bertahun-tahun. Namun, kebangkitan yang Aa alami melalui kehadiran Neona menunjukkan bahwa meskipun luka itu dalam, harapan untuk bangkit selalu ada. Kehadiran seseorang yang menginspirasi Aa untuk memperbaiki diri adalah berkah, namun ketakutan akan kehilangannya lagi sangat wajar.
Yang pasti, baik Jen maupun Aa, berada dalam situasi di mana pilihan-pilihan ini adalah bagian dari perjalanan hidup. Memang butuh waktu untuk bisa menerima dan mengatasi semua perasaan itu. Meskipun kita tidak bisa mengontrol apa yang akan dipilih orang lain, kita bisa berusaha untuk memilih yang terbaik bagi diri kita, dan menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan harapan.
Bagaimana menurutmu, apakah Jen atau Aa sudah menemukan jalan yang paling baik dalam menghadapi situasi ini?
________________________________________
Beban berat yang dihadapi terkadang merubah cara kita hidup, ada yang berubah lebih baik ada pula yang semakin terpuruk dan berbuat diluar kontrol dirinya.Begitupun beban berat yang dirasakan Jen, beban hidupnya sebagai anak pertama membuat dia harus memilih, melanjutkan hubungan asmaranya atau merantau untuk memperbaiki hidupnya dengan resiko harus LDR.
"Udahlah jen fokus masa depan kamu dulu" aku coba meyakinkan jen bahwa masa depan harus dipikirkan, bukan hanya prihal cinta semata, lagian juga kalo uang banyak wanita datang sendiri..
"Iya Aa emang udah kepikiran fokus masa depan dulu, ada orang tua juga yang harus di bahagiakan" jen dengan keraguannya menjawab kalo memang sudah ada keinginan buat fokus bekerja, jen yang hanya hidup berdua dengan orang tua, memang harus memilih antara orang tua atau kekasih yang sangat dia cintai, sudah hampir 4 tahun jen berpacaran, selama itu juga jen dengan kekasihnya bekerja sama membuat usaha untuk bekal nikah nanti..tapi kondisi orang tua yang semakin menua membuat jen harus meninggalkan usaha bersamanya, harus mencari pekerjaan yang tetap penghasilannya..
"Ya tapi keputusan tetap ada ditangan mu jen, aku cuma bisa ngasih saran aja, keputusan tetap ditangan kamu" aku coba kembali menasehati jen, jen yang masih termenung membuat ku merasa ibah, ya meskipun aku belum pernah berada di posisi jen, tapi aku bisa merasakan apa yang jen rasakan, jen andai kamu tau, aku juga pernah sakit banget harus memilih antara pendidikan atau kekasih, eh bukan itu sih...tapi kekasih ku harus memilih aku atau lelaki yang baru dikenalinya yang siap untuk menikahi dia, aku merasakan sakitnya, sakit berdua, tapi bahagia hanya milik dia, mungkin kamu bakalan bahagua karena bisa memiliki pekerjaan tetap dan bisa membahagiakan orang tua mu, tapi bagaimana dengan perasaan wanitanya ?.
Apakah dia menerima dengan lapang dada ? Atau di merasakan sakit yang lebih dari apa yang kamu rasakan..
"Jen jangan merenung, nanti kesambet kapok loh ya" aku coba menegur jen yang masih merenung dengan kondisinya saat ini, mungkin aku juga bakalan merasakan apa yang di rasakan kekasih jen, jika neona lebih memilih kekasihnya dari pada aku, apa aku sudah siap ? Apa aku rela..sepertinya tidak sama sekali..mungkin aku bakalan merasakan sakit lagi setelah 10 tahun lalu aku merasakannya,, aku bisa bangkit ? Aku bisa tapi waktunya begitu lama..sangat lama..bahkan untuk kembali memantaskan diri saja untuk wanita lain, aku enggan...aku sudah bodoh amat dengan diriku, liat sampe aku begitu jelek, tak setampan dulu,, ya mungkin karena aku tidak peduli dengan diriku sendiri..
Tapi apa yang terjadi setelah 10 tahun itu?. Aku kembali menemukan seseorang yang sangat membuat ku ingin kembali memantaskan diri untuk wanita, ya terutama untuk neona..neona yang membuat ku bangkit, membuat ku kembali memperdulikan kondisi fisik ku..aku sangat bersyukur dengan kehadiran neona..tapi aku juga takut..jika suatu saat nanti neona lebih memilih kekasihnya..
Andai aku mampu bangkit lebih cepat, mungkin aku menerima jika neona tak memilih ku...
Jika aku mampi itupun..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar