Kamis, 12 September 2024

Arus

"Arus nya tenang, tapi bisa jadi dibawahnya menakutkan," teo yang masih mikir-mikir untuk turun kr sungai atau tidak untuk mengambil jam nya yang jatuh, Jam kesayangan teo tidak sengaja terjatuh pas cuci tangan.
"Jangan diambil, nanti bisa kok beli lagi, dari pada harus bertaruh nyawa" ujar ku pada teo yang masih berpikir buat mengambil jam tangan kesayangannya..
"Gak papa deh biarin aja.. Aku ikhlas, to aku hanya kehilangan Jam tangan yang buat melihat waktu, tapi aku kan tidak kehilangan waktu ku" teo dengan yakin mengikhlaskan Jam kesayangannya, ucapan teo seperti suara petir disiang bolong, benar kata teo.. Yang penting kita tidak kehilangan waktu kita, apalagi untuk hal-hal yang tidak terlalu bermanfaat, menghabiskan waktu hanya untuk menanti kabarnya sepertinya pula tidak bermanfaat, ah entahlah...sudah sebegitunya aku merelakan banyak hal untuk seseorang yang mungkin saja tidak bisa seeffort diriku, lantas apakah aku perlu mengharapkan balasan ?. Sepertinya aku hanya perlu menyadarkan diri ku yang sudah kehabisa waktu.
"Kok kata kata mu puitis gitu te" teo yang masih beres-beres pakaian nya hanya tertawa kecil..
"Wah bang aku anaknya Mario tegur" canda teo pada ku yang disambut tawa bersama..
"Haha bisa aja !!!" aku yang masih asik tertawa karena perkataan teo, sampai lupa bahwa sore nanti kita berdua harus segera sampai diasrama, karena malam nanti kita ada agenda dengan Masyarakat...
"Loh nyasar te" ujar ku pada teo yang masih membuka Maps nya,
"Gak papa bang jalan-jalan..to kita gak salah jalan hidup kan..." teo sambil tertawa dengan santainya membuat ku kembali sadar..bahwa selama ini aku sudah berjalan salah arah terlalu jauh.. Aku melewati jalan hidup yang penuh dengan krikil yang kapan saja bisa melukai kaki ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hal 13

Kemana harus melangkah.. Kemana harus bercerita.. Begitu lelahnya memendam.. Begitu lelahnya menahan.. Neona.. Dulu aku selalu bercerita kep...